Apapun yang kita lakukan, selalu ada celetukan dari orang lain



Betapa mudahnya seseorang memberikan penilaian dan berkomentar, saling menghina dan meremehkan, merasa lebih baik dan tinggi daripada yang di nilai.Padahal merendahkan tidak membuat kita jadi lebih tinggi, menjelekkan dan meremehkan tidak membuat kita menjadi lebih baik, dan menilai seseorang tidak menunjukkan siapa dia tapi menunjukkan siapa kita.

Apapun yang kita lakukan, akan ada celetukan, akan ada komentar dari orang lain.
Bukan hanya saat Kita melakukan dalam kesalahan, bahkan ketika berbuat kebaikan pun tetap ada komentar, contohnya saat kita sedang berusaha menasehati seseorang di medsos, tujuan kita baik dalam hal amar ma'ruf nahi munkar tapi orang lain malah berkomentar bahwa kita ini sok suci lah, urusi diri sendiri lah, astaghfirullah.

Imam asy-Syafi’i rahimahullah bertutur,
ﺭِﺿَﺎ ﺍﻟﻨَّﺎﺱِ ﻏَﺎﻳَﺔٌ ﻻَ ﺗُﺪْﺭَﻙُ
“Menggapai keridhan seluruh manusia merupakan tujuan yang tidak mungkin bisa digapai…”
Jadikan keridhaan Allah sebagai patokan perbuatan..
Bukan omongan orang..

Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam bersabda,
ﻣَﻦِ ﺍﻟْﺘَﻤَﺲَ ﺭِﺿَﺎﺀَ ﺍﻟﻠَّﻪِ ﺑِﺴَﺨَﻂِ ﺍﻟﻨَّﺎﺱِ ﻛَﻔَﺎﻩُ ﺍﻟﻠَّﻪُ ﻣُﺆْﻧَﺔَ ﺍﻟﻨَّﺎﺱِ
“Barangsiapa yang menggapai keridhaan Allah saat manusia tidak suka, maka Allah cukupkan dia dari beban manusia..

ﻭَﻣَﻦِ ﺍﻟْﺘَﻤَﺲَ ﺭِﺿَﺎﺀَ ﺍﻟﻨَّﺎﺱِ ﺑِﺴَﺨَﻂِ ﺍﻟﻠَّﻪِ ﻭَﻛَﻠَﻪُ ﺍﻟﻠَّﻪُ ﺇِﻟَﻰ ﺍﻟﻨَّﺎﺱِ
Dan barangsiapa yang meraih keridhaan manusia dengan mendatangkan kemurkaan Allah, maka Allah akan serahkan dia bergantung pada manusia…”
[Shahih, HR. at-Tirmidzi: 2414, Ibnu Hibban: 276]
Bila Allah telah murka, apa yang bisa kita harapkan dari pujian dan komentar orang.

Jadi, apapun yang kita lakukan tetap selalu fokuskan penilaian Allah terhadap kita, bukan pada penilaian orang lain. Karena sampai kapanpun kita berusaha memuaskan penilaian seseorang pasti akan ada saja kata-kata yang bisa mereka keluarkan untuk menilai perbuatan kita.

tetaplah bersabar di tengah komentar orang lain, selama hal yang kita lakukan baik dan membuat kita bahagia tidak usah hiraukan.Karena mereka hanya melihat dari kulit luar tanpa melihat apa yang selama ini sudah kita lalui.

Biarkan mereka berkicau layaknya burung, biarkan mereka menggonggong layaknya anjing, tapi tetaplah diri kita diam seperti singa.Karena burung dan anjing di jadikan permainan karena suka berkicau dan menggonggong, sedangkan singa di takuti karena diamnya.

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Ku jemput hidayah dijalan tarbiyah Wahdah Islamiyah

Taruni cantik dari BP2IP Barombong ini tewas terlindas truk kontainer

Seseorang di masa lalu